Harga Beras Semakin Melonjak, Petani tak Menikmati Keuntungan

0


Soppeng, Breaking SulSel.Com --- Para petani di Kabupaten Soppeng mengaku tidak banyak diuntungkan dengan kenaikan harga beras dipasaran yang terjadi selama beberapa sebulan terakhir.Kenaikan harga beras dinilai semakin membuat kehidupan para petani terutama hampir semua desa di Kabupaten Soppeng semakin terpuruk.

Hingga saat ini para petani diwilayah tersebut masih dihadapkan kondisi kesulitan mengairi lahan persawahan akibat kurangnya pasokan air irigasi disebabkan dampak kemarau panjang ditambah lagi biayaya harga pengolahan sawah, biayanya obat obatan plus pupuk.

Salah satu tokoh petani Dusun Tonrong Sepee Kelurahan  Appanang Kecamatan Liliriaja Kabupaten Soppeng, Hasanuddin mengungkapkan puluhan hektar lahan pertanian di desa tersebut saat ini masih mengalami krisis air irigasi sehingga banyak berdampak kepada kondisi tanaman padi yang baru memasuki musim tanam.

"Sampai saat ini banyak lahan pertanian disini yang mengalami kesulitan air irigasi karena kondisi cuaca yang tak menentu kadang hujan kadang tidak hujan,  kita masih mengandalkan disel untuk memompa air dan itu jelas menambah biaya operasional," ujarnya, Selasa (5/3/2024).

Disisi lain menurut Hasanuddin, kenaikan harga beras justru menambah beban biaya hidup para petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Oleh sebab itu masyarakat petani Kelurahan Appanang berharap agar pemerintah segera melakukan upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok guna menekan kenaikan harga beras dipasaran.

Hasanuddin mengatakan kenaikan harga beras tertinggi terjadi di tingkat pedagang besar dengan rata-rata sebesar 12,77 persen diikuti pasar tradisional dengan 12,65 persen, dan pasar modern sebesar 8,82 persen. Sementara kenaikan harga terendah terjadi di tingkat produsen dengan 7,58 persen. 

"Ini menarik karena orang yang paling menanggung kenaikan harga itu adalah kalangan menengah ke bawah, sebelumnya menikmati Rp 12.650 per kg, kemudian menjadi Rp 14 ribu per kg di pasar tradisional. Mereka menanggung kenaikan harga lebih besar," sambung Hasanuddin. 

Kondisi ini, ucap Hasanuddin, berbeda dengan kalangan menengah ke atas yang hanya menanggung kenaikan harga sebesar 8,8 persen di pasar modern. Hasanuddin mengatakan harga di pasar tradisional lebih fluktuatif dan dinamis jika dibandingkan dengan harga beras di pasar modern pungkasnya. (01/**)

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)